7 Terapi Ampuh Bagi yang Putus Cinta, Dijamin Cepat Move On

Redaksi | 29 September 2021 | 03:00 WIB

TABLOIDBINTANG.COM - Putus cinta pasti menyakitkan. Terlebih bila penyebabnya melulu karena si dia yang brengsek, yang berkhianat, yang dengan sengaja mempermainkan cinta kita. Rasanya sakit sekaligus sedih. Tapi, tak ada waktu buat menangisi lelaki macam ini. Lebih pas kiranya  bila mengatasi sakit hati dengan cara-cara yang lebih ber-style. Dengan cara ini, kita justru jadi mensyukuri kejadian yang awalnya terasa pahit, tapi sesungguhnya manis ini. 

1. Lakukan semua hal yang dilarangnya

- Tertawa keras-keras saat mendengar atau melihat hal yang lucu
- Menghentikan mobil di sembarang tempat dan menanya jalan pada sembarang orang 
- Ubah pesanan paling tidak 4 kali sebelum memutuskan yang ingin kita makan
- Berdandan sekenanya
- Mengenakan blus berleher rendah dan rok mini ketat, lalu pergi ke tempat teman-temannya biasa nongkrong, dan... bergenit-genit dengan mereka
- Bergosip ria di telepon dengan teman wanita selama sejam
- Yang terpenting: berhenti menyalahkan diri sendiri. Kita tak boleh kehilangan perspektif. Ingat, semua itu terjadi karena ulahnya, bukan karena kesalahan kita. 

2. Berhenti mengenang-ngenangnya

Setelah putus, tanpa disadari biasanya kita justru jadi "senang" membicarakan mantan pacar dan segala memori tentangnya di setiap kesempatan, pada siapa pun, termasuk orang yang baru kita kenal. Saat kebetulan mendengar lagu cinta kenangan di toko kaset, misalnya, tiba-tiba saja kita bergumam, ''Ah, jadi ingat dia....'' Atau sedikit-sedikit bilang, ''Dulu pacar saya, bla-bla-bla.'' 

Kecenderungan ini sungguh menyedihkan. Daripada membuat semua orang lelah mendengarkan "nyanyian favorit" kita, lebih baik menumpahkan segala emosi atau kemarahan ke atas kertas. Cara ini cukup efektif "membuangnya" dari benak dan memulihkan hati yang luka. 

3. Bayangkan dia saat kecil

Untuk menghapus kebencian padanya, coba bayangkan dia saat berumur di bawah 10 tahun. Seorang anak lelaki yang polos dan menyenangkan. Dengan menghadirkan bayangannya sebagai pribadi yang baik, kita bisa melupakan bagaimana buruk perlakuannya pada kita. Bukan untuk memaafkan dan menerimanya kembali, tentu. Tapi agar kita tak terus disiksa rasa benci. 

4. Senang-senangkan diri sepuasnya

Pada tanggal-tanggal khusus berdua -- saat kita cenderung terseret mengenang masa-masa indah dulu -- sebisa mungkin sibukkan diri dengan aktivitas yang menyenangkan. Muter-muter di mal bersama teman-teman, berkaraoke, main dengan keponakan yang lucu-lucu, atau melakukan olahraga menantang seperti jetski, arung jeram dan sebagainya. Pendek kata, lakukan segala aktivitas yang menjauhkan sejauh-jauhnya pikiran kita darinya. 

5. Berbelanja

Berbelanja terapi yang tokcer untuk melupakan sedih hati. Belilah apa pun yang ingin kita beli. Tentu harus mempertimbangkan kocek yang tersedia. 

6. Berlakulah sedikit "liar"

Tanggalkan imej "gadis manis dan penurut". Inilah saatnya berlaku sedikit liar. Misalnya, pulang pagi bersama teman-teman, membuat sedikit kehebohan -- juga bersama temen-teman -- di tengah keramaian hingga orang lain menggeleng-gelengkan kepala, turun berjoget dengan gerakan-gerakan sensual, balik menggoda dan mempermalukan lelaki iseng, dan sebagainya. Kadang-kadang rasanya enak juga lho berlaku liar. Asal jangan yang merugikan atau membahayakan diri sendiri. 

7. Dengarkan cerita derita orang lain yang hubungannya tidak manis

Jika kita mendengar keluhan orang lain yang merasa tersiksa dalam perkawinan/hubungan yang tidak mulus, apalagi pasangannya sering berkhianat, mengekang kebebasan, berlaku kasar, bahkan menindas, niscaya kita merasa jauh lebih beruntung dengan tiadanya pasangan. 

Dengarkan juga betapa jenuhnya mereka mengerjakan rutinitas seperti menyiapkan sarapan untuk suami, memilihkan pakaian kerjanya, menunggunya kembali hingga lewat tengah malam, juga kena omel saat pulang ke rumah lebih larut darinya. Atau sebelnya menanti pacar yang jam karet, terkantuk-kantuk menunggu teleponnya, harus izin bahkan untuk memotong rambut sendiri sekalipun, tak boleh pergi dengan teman-teman pria. Saat begini, kita pasti bersyukur hidup dalam kebebasan. Nikmatilah kebebasan yang baru kembali kita dapatkan itu.  

Penulis : Redaksi
Editor: Redaksi
Berita Terkait